Sabtu, 18 Desember 2010

produk makanan dan minuman olahan

   Seiring tuntutan dan kebutuhan manusia, perkembangan Produk Makanan dan Minuman pun demikian pesat. Beragam jenis makanan dan minuman olahan tersedia secara praktis. Konsumen pun dimanjakan dengan banyaknya pilihan yang ada. Dari kemasan yang terbuat dari kaleng, plastik, dan sebagainya. Makanan sekarang telah menjadi imej dan gaya hidup, tak lagi sekadar masalah gizi.
Beragamnya produk makanan olahan tak lepas dari perkembangan teknologi. Apalagi ketika makanan dan minuman secara alami hanya mempunyai masa simpan relatif pendek. Sehingga dengan teknologi pengolahan makanan, suatu bisa didistribusikan dan disimpan oleh konsumen untuk jangka waktu yang lebih lama.


"Racun" Tambahan



  Lamanya waktu simpan produk olahan, selain karena proses pengolahannya juga disebabkan adanya bahan tambahan makanan yang dicampurkan didalamnya. Bahan makanan tambahan ini juga berfungsi dalam mengatasi dan membunuh jamur atau bakteri yang sering menyebabkan makanan cepat rusak. Sehingga makanan dapat bertahan lebih lama.

Selain itu, bahan tambahan ini juga berfungsi untuk meningkatkan nilai tambah dari produk olahan yang dibuat. Baik dari pewarnaan yang lebih menarik, aroma yang lebih harum, dan rasanya yang lebih enak. Yang juga tak kalah pentingnya tentunya menyangkut masalah penampilan, sehingga makanan olahan berkembang menjadi gaya hidup.

   Beberapa bahan tambahan makanan yang sering dipakai dalam produk makanan dan minuman olahan diantaranya adalah nitrit, sulfit, BHA, BHT, dan benzoat. Bahan ini digunakan terutama sebagai bahan pengawet. 



Dampak Bagi Pecinta Makanan dan Minuman Olahan

  
  
   Maraknya penyakit kanker yang muncul belakangan ditengarai bersumber dari konsumsi makanan dan minuman olahan. Namun hal ini masih menjadi perdebatan dan belum menemukan bukti nyata. Meskipun demikian sejumlah penelitian juga menemukan adanya efek dan dampak jangka panjang terhadap konsumsi bahan pengawet yang dilakukan secara terus menerus.

Konsumsi terhadap produk yang menggunakan bahan pengawet sulfit ternyata berdampak pada beberapa gejala, seperti gatal-gatal dan sesak nafas. Begitu juga dengan sejumlah bahan pengawet lainnya ditemukan memberikan dampak terhadap konsumen yang mengalamai alergi spesifik. 
Belakangan, kritik terhadap penggunaan bahan pengawet dalam produk makanan dan minuman olahan makin santer terdengar. Tidak sedikit pula produsen yang kemudian menanggapinya dengan menghilangkan adanya bahan tambahan makanan sebagai pengawet.  Meskipun demikian, untuk memenuhi kebutuhan tubuh terhadap zat gizi yang terdapat dalam makanan akan lebih baik kalau Anda mengkonsumsinya dalam bentuk segar. 
Proses pembuatan produk makanan dan minuman olahan ataupun kemasan umumnya dilakukan dengan proses pemanasan suhu sangat tinggi. Hal ini tentu saja akan mematikan zat gizi yang terkandung didalamnya sehingga bisa berdampak pada kesehatan tubuh bisa terganggu. Karena itu, kenapa Anda tidak memilih dan mengkonsumsi makanan dalam bentuk segar (mentah) yang justru lebih nikmat.

0 komentar:

Posting Komentar